Selasa, 10 November 2015

Resensi Cerpen

RESENSI

Resensi menurut kamus besar Bahasa Indonesia yaitu pertimbangan atau pembicaraan tentang buku; ulasan buku. Sedangkan kata “mengulas” itu mempunyai arti memberikan penjelasan dan komentar atau menafsirkan suatu karangan cerita tersebut.

                        1.   Identitas Cerpen
A.    Judul Cerpen             :  Tiga Raksasa
B.     Nama Pengarang       : Lena D
C.     Tanggal Terbit          : 2006
D.    Jumlah Halaman       : 2 Halaman
E.     Jumlah Kata-Kata     : 452 Kata

            2.      Sinopsis Cerpen
            Tiga raksasa yang hidup diatas bukit. Mereka sudah beberapa hari ini tidak makan daging manusia, di karenakan sekarang ini tidak ada manusia yang berani untuk menaiki bukit itu. Kebetulan tepat di bawah bukit ada sebuah rumah yang dihuni oleh keluarga petani yang hati nya sangat baik sekali. Lalu mereka bertiga turun kebukit untuk menyambangi rumah petani tersebut untuk memakannya. Namun,walau mereka gemar memakan daging manusia, ketiga raksasa itu tak sampai hati memangsa penghuni rumah itu.
            “Kala uterus begini, kita bisa mati kelaparan”, keluh raksasa pertama. “Kita harus memutuskan mau menangkap penghuni rumah itu atau tidak”, cetus raksasa kedua. “Sungguh besar dosa yang akan kita tanggung kalau sampai mencelakakan makhluk yang baik hati”, kata raksasa ketiga. Lalu ia berfikir sejenak sebelum menambahkan, “Marilah kita uji mereka!” Bila hati mereka mulia maka mereka akan selamat. Namun sebaliknya, mereka bisa menjadi santapan kita bila termakan godaan kita.
            Dua raksasa yang lainnya pun setuju. Mereka bergegas menuruni bukit untuk pergi kerumah itu. Raksasa pertama menghadang petani di ladangnya. Saat itu ia sedang bersiap untuk menyantap makan siangnya.
            “Petani yang baik, seru raksasa pertama, “berilah aku makan siangmu! Tapi aku tak mau berbagi karena tak kan cukup untukku. Ketahuilah, sudah beberapa hari ini aku kelaparan!”. Lalu petani tersebut menyerahkan semua makan siangnya sambil berkata,”ambilah semuanya untukmu! Aku juga lapar, tapi tak lapar sepertimu. Sebentar lagi aku pulang dan istriku akan menyediakan makanan lagi untukku”. Raksasa pertama menerima makanan itu dan berbalik dengan kecewa. Tiada alas an untuk memangsa petani yang murah hati itu.
            Sementara itu raksasa kedua mencegat istri petani ketika ia pulang mengambil air di sungai. “Istri petani yang baik” sapanya dengan sopan, “bila kau sudi membagi airmu denganku, aku akan member tahu di mana suamimu menyimpan hartanya”. “Air sungai terus mengalir dan cukup untuk kita semua”, kata istri petani. “Ambilah seluruh airku dank au tak perlu memberitahuku apa-apa”. Dengan kesal, raksasa kedua memandangi kepergian istri petani yang meninggalkan dua ember air untuknya.
            Dan raksasa ketiga menemui petani di lading, “Hai petani!”, serunya. “Sudah lama aku tak merasakan empuknya makan daging manusia. Jika kau tak mengorbankan dirimu, aku akan merusak seluruh ladangmu”. Sambil berkata seperti itu, raksasa ketiga mengangkat sebelah kakinya seolah-olah hendak menginjak lading petani tersebut.
            “Tunggu, tunggu!” jerit petani. “Bila kau merusak tanaman ini sama dengan membunuh kami semua. Aku dan istriku akan mati kelaparan. Ternakku pun tak ada yang mengurusnya. Lebih baik kukorbankan diriku”. Lalu raksasa ketiga itu berbalik dan berbicara dalam hati, “Manusia baik seperti ini tak pantas dibunuh”. Lalu ia pun pergi meninggalkan petani tersebut. Dan pergi kembali kebukit dimana raksasa itu tinggal.
            Setelah kembali kebukit mereka bertiga akhirnya menyerah untuk tidak menggangu keluarga petani tersebut, karena keluarga petani tersebut lolos dari ujian yang diberikan oleh raksasa itu. Akhirnya mereka pun tidak mendapatkan makanan daging sama sekali dan merasa sangat kelaparan. Namun yang di dapatnya hanya makanan dari istri petani tadi, itupun tidak cukup untuk mengganjal perut mereka bertiga.
            Malam itu mereka tidur dengan perut kelaparan sehingga tak ada tenaga lagi untuk menuruni bukit keesokan harinya. Kian badan mereka pun semakin kurus dan mengecil, akhirnya mereka berubah menjadi manusia. Lalu ketiganya dengan riang menuruni bukit dan menjadi pelayan di rumah petani tersebut. Mereka menjadi pelayan yang jujur, rajin, dan setia.


Kesimpulan :
            Tidak semua Raksasa itu mempunyai watak dan hati yang hati jahat. Ternyata dalam cerita diatas, ketiga Raksasa tersebut mempunya hati yang baik. Disaat mereka sedang kelaparan mereka mencari makan dan berniatan untuk memakan daging petani tersebut. Namun mereka tidak sudi bila harus memakan atau membunuh petani tersebut untuk menjadi santapannya. Karena petani itu memiliki hati yang baik dan ramah.

            Sehingga raksasa tersebut tidak jadi memakan keluarga petani tersebut dan kembali kebukit dengan rasa lapar sampai mereka menjadi kurus dan kecil seperti manusia. Setelah berubah menjadi manusia mereka bertiga turun kebawah bukit untuk mengabdi dan membantu kehidupan petani tersebut dengan menjadi pelayannya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar