Minggu, 27 Desember 2015

Tugas Makalah Softskill

MAKALAH BAHASA INDONESIA
SALAH NALAR
 











Nama Dosen : Drs. Budi Santoso, MM

Disusun Oleh :
                                    Nama                  : Teddy Wira Hadi
                                    NPM                  : 28213829
                                    Kelas                  : 3EB22



UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS/JURUSAN AKUNTANSI
2015




KATA PENGANTAR
         
          Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya. Makalah ini bertema tentang “
            Saya berharap semoga makalah yang dibuat ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Dan bisa menambah wawasan bagi para pembacanya serta bisa mengetahui
            Saya tahu bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca makalah ini.
            Akhir kata, saya ucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha dan perjuangan kita. Aamiin



                                                                                                       Bekasi, 24 Desember 2015



                                                                                                                        Penyusun




DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR...............................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................ii

BAB I...........................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................1
        1.1   Latar Belakang........................................................................................1
        1.2   Tujuan Penelitian.................................................................................1
        1.3   Rumusan Masalah................................................................................1
        1.4   Metode Pengumpulan Data.....................................................................1

BAB II..........................................................................................................2
PEMBAHASAN............................................................................................2
      2.1  Definisi Salah Nalar...................................................................2
      2.2  Macam-Macam Salah Nalar...............................................................2
      2.3  Faktor Penyebab Terjadinya Salah Nalar .......................................................4

BAB III.........................................................................................................5
PENUTUP.....................................................................................................5
   Kesimpulan..................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA............................................................................iii



BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
                        Berpikir dalah obyek material logika. Yang dimaksud dengan berpikir di sini adalah kegiatan pikiran, akal budi manusia. Dengan berpikir manusia mengolah, mengerjakan pengetahuan yang telah diperoleh. Dengan mengolah dan mengerjakan ia dapat memperoleh kebenaran. Pengolahan, pengerjaan ini terjadi dengan mempertimbangkan, menguraikan, membandingkan serta menghubungkan pengertian yang satu dengan perngertian yang lain. Oleh karena itu, obyek material logika bukanlah bahan-bahan kimia atau salah satu bahasa.
                        Akan tetapi bukan sembarangan berfikir yang diselidiki dalam logika, melainkan dalam logika berfikir dipandang dari sudut kelurusannya dan ketepatannya. Oleh karena itu, berfikir lurus, tepat merupakan objek formal logika. Kapan suatu pemikiran disebut lurus? Suatu pemikiran disebut lurus, tepat, apabila pemikiran itu sesuai dengan hukum-hukum dan aturan-aturan yang ditetapkan dalam logika. Jika peraturan-peraturan itu ditepati, tentu berbagai kesalahan atau kesesatan dapat dihindarkan. Jadi, kebenaran juga dapat diperoleh dengan lebih mudah dan lebih aman. Semua ini menunjukkan bahwa logika merupakan suatu pegangan atau pedoman untuk pemikiran.
                        Atas dasar itu, gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat disebut SALAH NALAR. Salah nalar disebabkan oleh ketidaktepatan orang mengikuti tata cara pikirannya.

1.2       Tujuan Penelitian
                        Makalah ini disusun bertujuan untuk menambah ilmu dan pengetahuan mengenai masalah yang dijelaskan dalam makalah tersebut. Serta menambah wawasan agar bisa meminimalkan kesalahan penalaran dalam berkomunikasi.

1.3       Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
     A.  Apa definisi dari salah nalar ?
     B.  Apa saja macam-macam salah nalar ?
     C.  Apa saja faktor penyebab terjadinya salah nalar ?

1.4            Metode Pengumpulan Data
           
            Dalam penyusunan makalah ini saya memperoleh data dengan menggunakan data dari pencarian melalui internet atau social media.





BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Definisi Salah Nalar
            Salah nalar adalah gagasan, perkiraan atau simpulan yang keliru atau sesat. Pada salah nalar kita tidak mengikuti tata cara pemikiran dengan tepat. Telah atas kesalahan itu membantu kita menemukan logika yang tidak masuk akal dalam tulisan. Di bawah ini ada sepuluh macam salah nalar yang telah ditemukan dalam karangan mahasiswa tingkat awal.

2.2       Macam – Macam Salah Nalar
            Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang tepat pada sasarannya. Oleh karena itu, dalam berkomunikasi perlu untuk kita perhatikan kalimat dalam berbahasa Indonesia secara cermat sehingga salah nalar dapat terminimalisasikan. Ada beberapa macam salah nalar, yaitu sebagai berikut :
A.    Generalisasi yang Terlalu Luas
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung generalisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi tersebut sehingga kesimpulan yang diambil menjadi salah. Selain itu, salah nalar jenis ini terjadi dikarenakan kurangnya data yang dijadikan dasar generalisasi, sikap “menggampangkan”, malas untuk mengumpulkan dan menguji data secara memadai, atau ingin segera meyakinkan orang lain dengan bahan yang terbatas.
Premis adalah kalimat atau proposisi yang dijadikan dasar penarikan simpulan di dalam logika. Sementara itu yang dimaksud dengan generalisasi adalah perihal membuat suatu gagasan lebih sederhana dari pada yang sebenarnya. Contoh Generalisasi yang terlalu luas sebagai berikut:
a)    Setiap orang yang telah mengikuti Penataran P4 akan menjadi manusia Pancasilais sejati.
b)   Anak-anak tidak boleh memegang barang porselen karena barang itu cepat pecah.

B.     Kerancuan Analogi
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain. Analogi adalahpersamaan atau persesuaian antara dua benda atau hal yg berlainan, kiasan.Contoh dari kerancuan analogi adalah sebagai berikut:
a)    Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
b)   Pada hari senin Patriana kuliah mengendarai sepeda motor. Pada hari selasa Patriana kuliah juga mengendarai sepeda motor. Pada hari rabu patriana kuliah pasti mengendarai sepeda motor.
c)    Rektor harus memimpin universitas seperti jenderal memimpin devisi.

C.    Kekeliruan Kausalitas (sebab-akibat)
Kekeliruan kausalitas terjadi karena kekeliruan menentukan dengan tepat sebab dari suatu peristiwa atau hasil (akibat) dari suatu peristiwa atau kejadian. Contoh dari kekeliruan kausalitas (sebab-akibat) adalah sebagai berikut:
a)    Saya tidak bisa berenang karena tidak ada satupun keluarga saya yang dapat berenang.
b)   Saya tidak dapat mengerjakan ujian karena lupa tidak sarapan.

D.    Kesalahan Relevansi
Kesalahan ini akan terjadi jika antar premis tidak punya hubungan logika dengan kesimpulan. Misalnya, bukti peristiwa atau alasan yang diajukan tidak berhubungan atau tidak menunjang konklusi. Jadi, perlu berhati-hati, ketika sebuah argumen bergantung pada premis yang tidak relevan dengan konklusi, maka tidak mungkin dibangun kebenarannya. Terdapat beberapa jenis kesesatan relevansi yang umum dikenal, berikut penjelasannya:
a)    Argumentum ad hominem: terjadi jika kita berusaha agar orang lain menerima atau menolak suatu usulan, tidak berdasarkan alasan penalaran, akan tetapi karena alasan yang berhubungan dengan kepentingan si pembuat usul.
b)   Argumentum ad verecundiam: terjadi karena orang yang mengemukakannya adalah orang yang berwibawa dan dapat dipercaya, jadi bukan terjadi karena penalaran logis.

2.3      Faktor Penyebab Terjadinya Salah Nalar
Terjadinya salah nalar, disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
A.        Analogi yang Salah
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain.
Contoh: Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
B.      Argumentasi Bidik Orang
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang diembannya.
Contoh: Program keluarga berencana tidak dapat berjalan di desa kami karena petugas penyuluhannya memiliki enam orang anak



BAB III
PENUTUP


Kesimpulan

                Jadi, maksud dari penalaran adalah untuk menemukan kebenaran. Dan Kebenaran dapat dicapai jika syarat - syarat dalam menalar dapat dipenuhi : 
·         Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah. 
·         Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat



DAFTAR PUSTAKA




Tidak ada komentar:

Posting Komentar